PERAN & PERANAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Oleh : Sri Hartatik
Semester : IV
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM LUQMAN AL HAKIM
SURABAYA
2012
DAFTAR ISI
BAB I PERAN
KEPEMIMPINAN
1.1Pengertian Peran Kepemimpinan …………………………………………..........……1
1.2 Kepemimpinan Dalam Organisasi
Pendidikan……………………………...………..2
1.3 Peranan Kepemimpinan Dalam
Pendidikan………………………………........……2
BAB II MACAM-MACAM
PERANAN KEPEMIMPINAN
2.1 Peran Kepemimpinan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia…..………………4
2.2 Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan
Keputusan………………………………..4
2.3 Peran Kepemimpinan dalam Membangun
Tim………………………………...…….5
2.4 Peran Pembangkit
Semangat…………………………………………………………6
2.5 Peran Menyampaikan
Informasi……………………………………………………..6
BAB III PERANAN KONFLIK
3.1 Pengertian
Konflik……………………………………………………………………7
3.2 Jenis-Jenis
Konflik……………………………………………………………………7
3.3 Sumber Konflik………………………………….…………………………………..8
3.4 Peranan Pemimpin Dalam Mengendalikan
Konfilk……………………….......…….8
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sudah diketahui bahwa
kepemimpinan dalam manajemen pendidikan sangat diperlukan didalam manajemen
pendidikan karena pada dasarnya setiap instansi atau lembaga pendidikan
diperlukan sebuah figur seorang pemimpin, alsan pemiliham judul didalam artikel
ini adalah untuk mengetahui hakikat pemimpin, tipe-tipe dari pemimpin, dan
faktor- faktor yang mempengaruhi efektifitas kepemimpinan didalam manajemen
pendidikan. Menurut Bachtiar Surin yang dikutip oelh maman Ukas bahwa perkataan
khalifah berarti penghubung atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau
memimpin sesuatu. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk
mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang
harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin harus memberikan suara
arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam melaksanakan tugasnya dapat
dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut kodrat serta
irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak Adam
diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke Bumi, Ia ditugasi sebagai
Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat
30 yang berbunyi : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat”; “Sesungguhnya
Aku akan mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka Bumi”. Menurut Bachtiar Surin
yang dikutif oleh Maman Ukas bahwa “Perkataan Khalifah berarti penghubung atau
pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau memimpin sesuatu”.
Dari uraian tersebut jelaslah
bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang
pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu
sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar
jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan
dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia
untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan
pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa
adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik, yang selanjutnya dalam
kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya pemimpin yang memiliki
kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.
B.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan kurikulum
berbasis kecakapan hidup (life skill)?
Apa
saja yang menjadi landasan hukum kurikulum berbasis
kecakapan hidup (life skill)?
Apa saja jenis kurikulum berbasis
kecakapan hidup (life skill)?
Bagaimana Konsep dalam kurkulum
berbasis kecakapan hidup (life skill)?
Tujuan Masalah
Memahami dam mengerti definisi dari kurikulum berbasis kecakapan
hidup (life skill).
Mengetahui dasar hukum landasan
kurikulumberbasis kecakapan hidup (life skill)
Mengetahui jenis dan prinsip kurikulum
yang berbasis kecakapan hidup (life skill).
Memahami konsep / pola kurikulum
berbasis kecakapan hidup (life skill).
BAB I
PERAN DAN PERANAN
KEPEMIMPINAN
1.1 Pengertian Peranan
Definisi Kepemimpinan
(Leadership) :
Proses memotivasi orang lain untuk mau
bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[1]
Kemampuan dan keterampilanseseorang yang
menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi orang lain,
terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga
melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian
tujuan organisasi.
Kegiatan dalam membimbing suatu
kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan kelompok itu yang
merupakan tujuan bersama (D. Weber).
Hubungan kerja antara anggota-anggota
kelompok dimana pemimpin memperoleh status melalui partisipasi aktif Dan dengan
memperlihatkan kemampuannya untuk melaksanakan tugas kerjasama dengan usaha
mencapai tujuan (Stogdill).
Perilaku dari seseorang ketika dia
mengarahkan kegiatan-kegiatan dari kelompoknya ke arah pencapaian tujuan
(Hemphill & Coons).
Cara
interaksi dengan orang-orang
lain yang merupakan suatu proses
sosial yang mencakup
tingkah laku pemimpin
yang diangkat (Jenings)
Definisi Peranan :
Perilaku yang diatur dan diharapkan dari
seseorang dalam posisi tertentu.
Aspek dinamika dari status (kedudukan)
apabila seseorang atau beberapa orang atau sekelompok orang atau oraganisasi
yang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan jabatanya (Soerjono
Soekanto)[2]
Definisi Peranan
Kepemimpinan :
Seperangkat perilaku yang diharapkan
dilakukan oleh seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin.
1.2 Kepemiminan Dalam
Organisasi Pendidikan
Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan baik, antara lain:
Dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan
bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap
kepemimpinan yang bersangkutan
Efektivitas kepemimpinan tercermin dari
kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang
Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran
untuk “membaca” situasi
Skill dan Kemampuan tidak tumbuh begitu
saja melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan
Kehidupan organisasi yang dinamis dan
serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan
bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan dalam
pendidikan hakikatnya melibatkan banyak stake holder yang sangat berperan
penting dalam kelangsungan proses pengembangan kualitas pendidikan, diantaranya
:
Kepala Sekolah : Kepala Sekolah adalah
pengelola pendidikan di sekolah secara keseluruhan. Kedua, Kepala Sekolah
adalah pemimpin formal pendidikan di sekolahnya.
Guru
: Guru adalah pemimpin yang menentukan
kondisi kenyamanan proses belajar mengajar di dalam kelas. Guru adalah pemimpin
yag menciptakan siswa yang berkualitas.
Orangtua / Masyarakat : Orangtua adalah
motivator peserta didik untuk selalu hadir dalam proses pembelajaran.
1.3 Peranan
Kepemimpinan Dalam Pendidikan
Peranan Pemimpin dalam
organisasi : [3]
Membantu menciptakan iklim sosial yang baik
Membantu kelompok untuk mengorganisasikan
diri
Membantu kelompok dalam menetapkan prosedur
kerja
Mengambil tanggungjawab untuk menetapkan
keputusan bersama dengan kelompok
Memberi kesempatan pada kelompok untuk
belajar dari pengalaman
Dalam organisasi
pendidikan antara lain adalah sekolah, secara formal Kepala sekolah adalah
Pemimpin keseluruhan, Sehingga Kepala sekolah harus memahami Fungsi kedudukan,
diantaranya:
Membawa perubahan yang signifikan.
Menciptakan Visi dan menuangkan Misi dalam
kenyataan.
Menetapkan kebijakan
dan tujuan yang
hendak dicapai
Mempengaruhi, mendorong, mengajak,
menuntun dan menggerakkan seluruh anggota (Sumber daya) untuk mencapai tujuan
yang telah disepaati bersama.[4]
Antara kepemimpinan dan
manajerial tidak dapat dipisahkan. Pemimpin dalam memanage atau mengelola
sekolah adalah mengatur agar seluruh potensi sekolah berfungsi secara optimal
dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah. Kepala sekolah mempunyai tugas
merencanakan, mengorganisasikan, mengawasi, dan mengevaluasi, seluruh kegiatan
pendidikan di sekolah. Berikut peranan Kepala Sekolah dalam tugas dan
tanggungjawabnya :
Mengatur proses belajar mengajar
Memperkirakan dan mengalokasikan sumber daya
Mengatur administrasi Sekolah
Mengatur pembinaan kemuridan/kesiswaan
Mengatur hubungan dengan masyarakat
Tujuan dari tindakan
peranan pemimpin sekolah adalah tercapainya tujuan organisasi yakni :
Sumber daya (input)
ü Pemilihan Kepala sekolah yang berkualitas
ü Guru yang kompeten
ü Peserta didik yang memenuhi standart seleksi
Strategi sekarang (porses)
Kinerja (output)
BAB II
MACAM-MACAM PERANAN
KEPEMIMPINAN
2.1 Peran Pemimpin
dalam Manajemen Sumber Daya Manusia (MMSDM)
Peranan seorang
pemimpin dalam manajemen SDM adalah :
Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk
memperoleh hasil yang ditargetkan yang telah menjadi kesepakatan bersama.
Mengembangkan dan memperbaiki sistem agar
program pengembangan mutu SDM berhasil sesuai harapan.
Melaksanakan beberapa hal yang benar
“People who do the right thing” (karakter seorang pemimpin) dan melaksanakan
sesuatu secara benar atau disebut “People who do things right” (karakter
seorang manajer).
Menentukan suatu elemen manajemen mutu SDM yang
dibuktikan nyata dalam pelaksanaan program
untuk pencapaian tujuan.
2.2 Peran Pemimpin Dalam Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan
dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Untuk
mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil bukan hanya dinilai dari
konsekuensi yang ditimbulkannya, melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam
prosesnya. Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk
kepemimpinan, sehingga:
Teori keputusan merupakan metodologi untuk
menstrukturkan dan menganalisis situasi yang tidak pasti atau berisiko, dalam
konteks ini keputusan lebih bersifat perspektif daripada deskriptif
Pengambilan keputusan adalah proses mental
dimana seorang manajer memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal
lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan
menganalisis data; manajer, secara individual dan dalam tim, mengatur dan
mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya.
Pengambilan keputusan adalah proses memilih
di antara alternatif-alternatif tindakan untuk mengatasi masalah.
Dalam pelaksanaannya,
pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu proses dan gaya pengambilan keputusan[5].
ü Proses pengambilan keputusan, dilakukan
melalui beberapa tahapan seperti:
Identifikasi masalah
Mendefinisikan masalah
Memformulasikan dan mengembangkan
alternative
Implementasi keputusan
Evaluasi keputusan
ü Gaya pengambilan keputusan, Gaya adalah lear
habit atau kebiasaan yang dipelajari. Gaya pengambilan keputusan merupakan
kuadran yang dibatasi oleh dimensi:
Cara berpikir, terdiri dari:
Logis dan rasional; mengolah informasi
secara serial
Intuitif dan kreatif; memahami sesuatu
secara keseluruhan.
Toleransi terhadap ambiguitas
Kebutuhan yang tinggi untuk
menstruktur informasi dengan cara meminimalkan ambiguitas
Kebutuhan yang rendah untuk
menstruktur informasi, sehingga dapat memproses banyak pemikiran pada saat yang
sama.
2.2 Peran Pemimpin
Dalam Pembangunan Tim
Definisi Tim :
Tim adalah kelompok kerja yang dibentuk
dengan tujuan untuk menyukseskan tujuan bersama sebuah kelompok organisasi atau
masyarakat.
Unit kerja yang solid yang mempunyai
identifikasi keanggotaan maupun kerja sama yang kuat[6].
Peranan kepemimpinan
dalam tim :
Memperlihatkan gaya pribadi
Proaktif dalam sebagian hubungan
Mengilhami kerja tim
Memberikan dukungan timbal balik
Membuat orang terlibat dan terikat
Memudahkan orang lain melihat peluang dan
prestasi
Mencari orang yang ingin unggul dan dapat
bekerja secara kontruktif
Mendorong dan memudahkan anggota untuk
bekerja
Mengakui prestasi anggota tim
Berusaha mempertahankan komitmen
Menempatkan nilai tinggi pada kerja tim.
2.3 Peran Pemimpin
Sebagai Pembangkit Semangat
Peran pemimpin dalam
pemberian semangat dapat dilakukan dengan cara :
Memberikan pujian dan dukungan
Memberikan penghargaan berupa kata-kata dan insentif
Penambahan sarana kerja
Penambahan staf yag berkualitas
Perbaikan lingkungan kerja
Memberikan Drive/dorongan yang akan
menghasilkan inisiatif, dan
menimbulkan energi yang tinggi dan hasrat untuk berprestasi
(Motivation)
Menumbuhkan Self Confidence/percaya diri
Knowledge/pengetahuan, pemahaman yang penuh
tentang organisasi.
2.4 Peran Menyampaikan
Informasi
Informasi merupakan
jantung kualitas perusahaan atau organisasi. Penyampaian atau penyebaran
informasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga informasi benar-benar sampai
kepada komunikan yang dituju dan memberikan manfaat yang diharapkan. Informasi
yang disebarkan harus secara terus-menerus dimonitor agar diketahui dampak
internal maupun eksternalnya. Monitoring tidak dapat dilakukan asal-asalan
saja, tetapi harus betul-betul dirancang secara efektif dan sistemik.
Pemimpin harus
menjalankan peran consulting baik ke ligkungan internal organisasi maupun ke
luar organisasi secara baik, sehingga tercipta budaya organisasi yang baik
pula. Sebagai orang yang berada di puncak dan dipandang memiliki pengetahuan
yang lebih baik dibanding yang dipimpin, seorang pemimpin juga harus mampu
memberikan bimbingan yang tepat dan simpatik kepada bawahannya yang mengalami
masalah dalam melaksanakan pekerjaannya.
BAB III
PERANAN KONFLIK
3.1 Pengertian Konflik
Definisi konflik :
Perbedaan, Pertentangan dan Perselisihan
(menurut bahasa)
Pertentangan dalam hubungan kemanusiaan (
intrapersonal dan interpersonal ) antara satu pihak dengan pihak yang lain dalm
mencapai suatu tujuan, yang timbul akibat adanya perbedaan kepentingan, emosi/
psikologi, dan nilai.
Komponen Konflik
Interest (kepentingan)
Emotion (emosi)
Values (nilai)
3.2 Jenis-jenis konflik
Jenis-jenis konflik
yakni :
Konflik
peranan yang terjadi
di dalam diri
seseorang ”Personale conflict”
Konflik
antarperan ”Interrole conflict”
Konflik
yang timbul karena
seseorang harus memenuhi
harapan beberapa orang ”Intersender
conflict”
Konflik
yang timbul karena
disampaikannya informasi yang
saling bertentangan ”Intrasender conflict”
Konfik tidak
selamanya menyusahkan akan tetapi memiliki segi-segi
positif, seperti :
1) Konflik Dalam :
Penggantian
pimpian yang lebih
berwibawa, penuh ide baru & semangat baru
Perubahan
tujuan organisasi yang
lebih mencerminkan
nilai-nilai yang disesuaikan
dengan perubahan situasi dan kondisi;
Pelembagaan
konflik itu sendiri
2) Konflik dengan organisasi lain :
Lebih mempersatukan para anggota organisasi
Mendatangkan kehidupan baru di dalam tujuan
serta nilai organisasi
Lebih menyadarkan para anggota terhadap
strategi serta taktik lawan;
Sebagai suatu lembaga pengawasan.
3.3 Sumber Konflik
Sumber- sumber konflik
dapat dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu :
Frustasi
Persaingan ( rivalitas )
Struktural
Budaya dan Ideologi
Konvergensi (gabungan)
Beberapa sumber lain
menyebutkan :
ü Kebutuhan untuk membagi sumberdaya-sumber
daya yang terbatas
ü Perbedaan-perbedaan dalam berbagai tujuan.
ü Saling ketergantungan kegiatan-kegiatan kerja
ü Perbedaan nilai-nilai atau persepsi
ü Kemenduaan organisasional (ambiguous).
ü Gaya-gaya individual
3.4 Peranan Pemimpin
dalam Mengendalikan Konflik
Untuk dapat mengatasi
konflik-konflik yang ada peranan pemimpi dalam hal ini yakni :
Memecahkan masalah melalui sikap koopertaif
Mempersatukan tujuan
Menghindari konflik (Avoidance)
Memperhalus konflik
Kompromi (Negotation)
Tidakan Otoriter
Mengubah struktur individual dan struktur
organisasi
Menurut Nader and Todd
peran mengatasi konflik yakni :
Bersabar
Penghindaran (Avoidance)
Kekerasan atau paksaan (Coercion)
Konsiliasi (Conciliation)
Mediasi (Mediation)
Arbritasi (Arbritation)
Peradilan (Adjudication)
Pendekatan sebagai
kontribusi peran kepemimpinan dalam mengendalikan/menyelesaikan konflik :
Sanggup menyampaikan pokok masalah penyebab
timbulnya konflik
Bersedia melatih diri untuk mendengarkan
dan mempelajari perbedaan
Sanggup mengajukan usul atau nasehat.
Meminimalisasi ketidakcocokan
Adaptasi diri (penyesuaian diri) dengan
prinsip anti konflik
Seni mengelolah konflik
ü Membuat standar-standar penilaian
ü Menemukan masalah-masalah kontroversial dan
konflik-konflik
ü Menganlisa situasi dan mengadakan evaluasi
terhadap konflik
ü Memilih
tindakan-tindakan yang tepat
untuk melakukan koreksi
terhadap penyimpangan dan kesalahan-kesalahan
ü Menentukan Teknik-teknik untuk menstimulir
konflik :
Komunikasi diputuskan atau dikacaukan
Mengacau struktur organisasi
Menempatkan
orang-orang yang neurotis
ringan dan mempunyai banyak masalah batin menjadi tenaga
pemimpin.
Maka seni
manajemen-konflik dengan jalan :
v Menstimulir/merangsang konflik
v Mengendalikan
v Menyelesaikan
secara sistematis tanpa menimbulkan banyak
korban dan kesusahan, merupakan
determinan (faktor penentu)
yang paling gawat-kritis bagi suksesnya pemimpin.
BAB IV
PENUTUP
Begitu kompleksnya
tugas dan peran pimpinan dalam kependidikan untuk tercapainya tujuan yang harus
dicapai memerlukan tanggung jawab dan sikap yang konsisten akan atasan yang
berlaku dengan tidak melupakan unsur kearifan. Pemimpin harus melakukan
beberapa peran untuk menunjang keberlangsungan organisasi mereka, terlebih pada
organisasi pendidikan yang sangat penting bagi perkembangan kualitas SDM di
Indonesia.
Demikianlah penulis
akhiri makalah ini, tak lupa kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
penulis harapkan dari semua pihak
DAFTAR PUSTAKA
Asep Suryana, M.Pd, Kepemimpinan Dalam
Pendidikan, 2010.
Adair, John, Kepemimpinan yang Memotivasi, Jakarta,
Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Pengawasan,
Kepemimpinan, Diklat, 2007.
Mastuti, Fauziah, Filsafat Kepemimpinan,
Makalah, Semarang, 2009.
Posting Komentar