DISUSUN OLEH :
MIZHANUDDIN :
2008020008
MANTASIA :
2008020251
ASRIANI :
2008020325
FAHRUSI MALIK :
2008020261
ANDI FIRMAN :
2008020031
IRWAN :
2008020074
MARCO ADE PUTRA :
2008020076
STMIK HANDAYANI MAKASSAR
2010
DAFTAR ISI
Daftar Isi…………………………………………………………………………………… i
Pendahuluan………………………………………………………………………………. 1
Sejarah Blankon…………………………………………………………………………… 2
Pengertian Blankon………………………………………………………………………
.. 4
Tujuan…………………………………………………………………………………….. 4
Versi Rilis Blankon, Spesifikasi Hardware dan
Spesifikasi Software…………………. 5
Penutup……………………………………………………………………………………. 11
Saran………………………………………………………………………………………. 11
PENDAHULUAN
Kata “Linux” saat ini semakin banyak didengar oleh
pecinta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di seluruh dunia termasuk di
Indonesia. Saat ini, Linux telah menjadi sistem operasi alternatif yang banyak
digunakan berbagai kalangan, seperti kalangan bisnis, pendidikan, dan
pemerintahan. Hal ini disebabkan karena Linux bersifat terbuka dan merdeka.
Siapapun bisa mengembangkannya dan menggunakannya secara bebas.
Linux memiliki berbagai varian yang tiap varian
memiliki “rasa” yang berbeda-beda. Varian-varian ini disebut dengan distribusi
Linux atau lebih dikenal dengan istilah Distro Linux. Distro Linux saat ini
berjumlah ratusan dan jumlahnya akan semakin bertambah karena sifat Linux yang
terbuka. Distro Linux juga bisa dimodifikasi untuk membuat sebuah Distro Linux
baru yang disebut dengan Distro turunan.
Distro Linux yang akan dibahas pada buku ini adalah
BlankOn Linux versi 5.0 dengan nama kode “Nanggar” yang merupakan Distro Linux
buatan anak bangsa yang diturunkan dari Distro Linux Ubuntu. Kelebihan Distro
BlankOn daripada Distro Linux lainnya adalah penggunaan Bahasa Indonesia pada
antarmukanya serta temanya memiliki ciri khas Indonesia, sehingga sangat cocok
untuk digunakan bagi orang Indonesia.
BlankOn Linux merupakan salah satu distro Linux yang
berisikan piranti lunak (software) yang dapat digunakan untuk keperluan
desktop, laptop, dan workstation.
BlankOn Linux diturunkan dari sebuah distro Linux
yang sangat terkenal akan kemudahan pengunaannya, yaitu Ubuntu. Dengan
dipadukan oleh berbagai pernak–pernik khas Indonesia, Distro ini sangat cocok
digunakan untuk pengguna komputer di Indonesia. BlankOn Linux dikembangkan oleh
Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI) bersama Komunitas Ubuntu Indonesia.
Pengembangan BlankOn dilakukan secara terbuka dan gotong royong, sehingga siapa
saja bisa turut berkontribusi untuk mengembangkan BlankOn agar menjadi lebih
baik. BlankOn Linux juga bisa didapatkan oleh siapa saja tanpa perlu membayar
untuk mengunduhnya. Bahkan, Anda bisa mendistribusikannya dan membagi-baginya
secara bebas tanpa batas kepada siapa saja.
Tujuan dari pengembangan BlankOn Linux adalah
menghasilkan Distro Linux yang sesuai dengan kebutuhan pengguna komputer umum
di Indonesia, khususnya untuk kebutuhan pendidikan, perkantoran dan
pemerintahan. Tidak seperti Distro Linux lainnya, di dalam CD BlankOn Linux
sudah tersedia dukungan dari format multimedia tertutup seperti MP3, DVD, dsb.
Selain itu, BlankOn Linux juga ditujukan sebagai alternatif sistem operasi
komputer yang saat ini pangsa pasarnya dikuasai oleh sistem operasi Microsoft
Windows.
Selain itu, BlankOn juga diharapkan dapat menjadi
motor penggerak atau motivator bangsa Indonesia untuk menggunakan dan
mengembangkan piranti lunak berlisensi bebas dan terbuka.
BlankOn Minimalis adalah salah satu varian dari
distribusi BlankOn Linux yang dibuat khusus untuk berjalan dengan ringan pada
PC lama dengan minimal RAM 128 MB.
Yang sudah dilakukan saat ini untuk minimalis adalah
dengan menghilangkan beberapa applet yang tidak terlalu dibutuhkan untuk PC
lama, memasang aplikasi yang ringan untuk perkantoran dan internet, konfigurasi
gconf, dan artwork yang mendukung RAM yang kecil.
SEJARAH BLANKON
Nama BlankOn berasal dari nama penutup kepala
beberapa suku/budaya yang ada di Indonesia, antara lain suku Jawa, suku Sunda,
dan daerah lainnya. Dari asal kata tersebut, BlankOn diharapkan menjadi penutup
atau pelindung dari ketergantungan dengan piranti lunak tertutup.
Selain itu, nama BlankOn juga bisa diartikan menjadi
Blank (angka biner 0) dan On (angka biner BlankOn diharapkan menjadikan orang
yang belum sadar menjadi sadar bahwa Linux bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan
keterampilan dalam bidang Teknologi Informasi.
BlankOn Linux pertama kali dikembangkan oleh YPLI
pada tahun 2004 dengan nama kode “Bianglala”. Pada saat itu, BlankOn merupakan
turunan dari distro Fedora Core 3. Namun, rilis BlankOn pada saat itu berakhir
sampai versi 1.1 dan akhirnya mati suri.
Beberapa tahun kemudian, yaitu pada tahun 2007,
pengembangan BlankOn Linux mulai dibangkitkan kembali oleh YPLI. BlankOn Linux
yang sebelumnya diturunkan dari Fedora Core kini diganti menjadi Ubuntu.
BlankOn Linux direncanakan akan dirilis sesuai dengan siklus rilis Ubuntu,
yaitu setiap 6 bulan sekali atau 2 kali setahun. Setiap rilis BlankOn Linux
akan diberi tema dan ciri khas yang berbeda sesuai dengan budaya yang ada di
Indonesia.
Akhirnya, pada akhir tahun 2007, BlankOn Linux versi
2.0 dirilis dengan nama kode “Konde”. Versi ini diturunkan dari Ubuntu versi
7.10. Kemudian, pada pertengahan tahun 2008, BlankOn Linux versi 3.0 dirilis
dengan nama kode “Lontara”. Versi yang berbasis Ubuntu 8.04 LTS ini menggunakan
tema khas Sulawesi Selatan, terlihat dari pengunaan karya seni Kapal Pinisi
pada gambar latar belakangnya. Anda juga dapat menulis aksara Lontara' yang
merupakan aksara khas suku Bugis.
Pada bulan November 2008, BlankOn Linux 4.0 dirilis
dengan nama kode “Meuligoe”. Ciri khas yang digunakan pada versi ini adalah
Aceh, dengan warna dominan hijau. Pada rilis ini, Logo BlankOn diganti sehingga
lebih modern. Versi ini dibuat berbasis Ubuntu versi 8.10. Rilis terakhir pada
saat buku ini ditulis adalah BlankOn Linux 5.0, dengan nama kode “Nanggar”.
Versi ini berbasis Ubuntu 9.04.
Pengertian BlankOn
BlankOn adalah distro Linux yang dikembangkan oleh
Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI) secara terbuka dan gotong-royong
bersama komunitas Linux lainnya di Indonesia. BlankOn 2.0 Konde yang berbasis
distro Linux Ubuntu 7.10 Gutsy Gibbon ini dikembangkan YPLI bersama komunitas
Ubuntu Indonesia. BlankOn versi sebelumnya (1.0 dan 1.1) berbasis distro
Fedora.
Selain itu, BlankOn juga tutup kepala khas beberapa
suku/budaya di Indonesia, antara lain suku Jawa (sebagian besar berasal dari
provinsi Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur), suku Sunda (sebagian besar berasal
dari provinsi Jawa Barat dan Banten), suku Madura, suku Bali, dan lain-lain.
BlankOn
berarti blank (bilangan biner 0) dan on (bilangan biner 1) atau topi
digital (modern) dengan tampilan klasik (kuno). Arti lain kata BlankOn adalah
perubahan dari blank (kosong) menjadi on (menyala atau berisi).
Arti filosofi BlankOn adalah harapan agar pengguna
distro BlankOn berubah dari belum sadar (kosong) menjadi sadar (berisi) bahwa
ada Linux yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan skill di bidang TI,
martabat, dan kemandirian bangsa Indonesia.
Tujuan
Tujuan pengembangan distro Linux BlankOn adalah
menghasilkan distro Linux yang sesuai dengan kebutuhan pengguna komputer umum
di Indonesia, khususnya untuk dunia pendidikan, perkantoran, dan pemerintahan.
BlankOn 2.0 mendukung multimedia seperti mp3, vcd, dan dvd, serta memiliki
thema atau tampilan grafis yang khas Indonesia. Pengembangan BlankOn akan terus
dilakukan secara terbuka dalam forum publik. Kegiatan ini diharapkan dapat
menghasilkan rilis BlankOn satu hingga dua kali setahun.
BlankOn adalah tutup kepala khas beberapa
suku/budaya di Indonesia, antara lain suku Jawa (sebagian besar berasal dari
provinsi Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur), suku Sunda (sebagian besar berasal
dari provinsi Jawa Barat dan Banten), suku Madura, suku Bali, dan lain-lain.
BlankOn juga berarti blank (bilangan biner 0) dan on
(bilangan biner 1) atau topi digital (modern) dengan tampilan klasik (kuno),
Arti lain kata BlankOn adalah perubahan dari blank (kosong) menjadi on (menyala
atau berisi).
Arti filosofi BlankOn adalah harapan agar pengguna
distro BlankOn berubah dari belum sadar (kosong) menjadi sadar (berisi) bahwa
ada Linux yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan skill di bidang TI,
martabat, dan kemandirian bangsa Indonesia.
BlankOn diharapkan menjadi penggerak (activator)
atau meningkatkan motivasi masyarakat Indonesia untuk menggunakan dan
mengembangkan Linux dan FOSS lainnya. BlankOn juga sebagai pelindung (tutup
kepala) dari ketergantungan terhadap software proprietary.
Versi / Catatan Rilis BlankOn
BlankOn 1.0
Nama kode : Bianglala
BlankOn 2.0
Nama kode : Konde
Dirilis 15 November 2007
BlankOn 3.0
Pada tanggal 27 april 2008 Yayasan Penggerak Linux
Indonesia (YPLI) dan Komunitas Ubuntu Indonesia melepas distribusi BlankOn
Linux versi 3.0 yang diberi nama Lontara. Dengan menghadirkan filosofi,
kemudahan, dan kehandalan yang ditawarkan Ubuntu Linux sebagai distribusi
aslinya, BlankOn Linux Lontara dikembangkan dengan menggunakan Ubuntu Hardy
Heron (versi 8.04) sebagai basis utamanya secara terbuka dan bersama-sama untuk
menghasilkan distro Linux khas Indonesia, khususnya untuk dunia pendidikan,
perkantoran dan pemerintahan.
Fitur-fitur utamanya di antara lain adalah kesiapan
multimedia (mampu memutar DVD/mp3 dan beragam format proprietari lainnya) dan
tersedianya aplikasi keuangan.
“Lontara sudah lebih matang, kaya dan indah
dibanding rilis-rilis sebelumnya. Sudah tidak ada alasan bagi instansi-instansi
pemerintah untuk tetap menggunakan perangkat lunak tertutup dan berbayar”, ujar
Farhan Perdana yang mengomandoi proyek BlankOn 3.0 ini.
Edisi Lontara kali ini selain menampilkan fitur
uniknya, yaitu membuat penggunanya dapat menulis dan membaca dalam aksara
tradisional Lontara’ yang digunakan di Sulawesi, juga dibuat dalam dua varian
utama, yaitu versi Standar yang ditujukan untuk komputer-komputer modern dan
versi Minimalis, yang ditujukan untuk komputer-komputer jenis lama yang masih
banyak digunakan di Indonesia. Dalam versi Minimalis, telah terinstal pula uji
coba program peramban Wikipedia tanpa perlu terkoneksi ke Internet yang diberi
nama Daluang. Walau belum berfungsi penuh (hanya fungsi pencarian dan
penampilan artikel yang baru dapat dinikmati), Daluang diharapkan dapat segera
dicoba dan memperoleh masukan dari masyarakat.
BlankOn Linux Lontara menggunakan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa utama yang digunakan pada antarmukanya, dan diharapkan dapat
menjadi alat sosialisasi istilah-istilah bidang komputer pada Bahasa Indonesia
yang selama ini dianggap aneh dan membingungkan.
Muhammad Takdir, salah seorang pengembang BlankOn
3.0 berkomentar: “Diharapkan dengan rilisnya BlankOn linux Lontara ini dengan
segala kemudahan dan keunggulannya bisa semakin meningkatkan semangat dan
kesadaran masyarakat Indonesia tentang pemanfaatan perangkat lunak yang bebas
dan terbuka terutama di dunia pendidikan.”
BlankOn Linux Lontara juga dikembangkan dengan
maksud sebagai pelatihan bagi para pengembang dalam negeri dalam hal kolaborasi
online dan pengembangan produk perangkat lunak bebas/terbuka, yang mana proses
pengembangannya total dilakukan secara online menggunakan jalur situs web,
milis dan kanal #blankon di server IRC irc.freenode.net.
Jika selama ini orang mengenal operating system
semacam Windows buatan Microsoft atau Linux yang berskala internasional, maka
Indonesia pun ternyata sudah memilikinya. Ini murni operating system lokal. Di
samping gratis, dahi pengguna komputer nantinya juga tidak perlu berkerut
memahami berbagai instruksi yang menyulitkan karena sepenuhnya telah
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa setempat lainnya. Ini dibuktikan pada
Yayasan Penggerak Linux Indonesia atau YPLI yang tengah mengembangkan operating
system berbasis Linux bernama BlankOn Lontara. Karena berbasis lokal, bahasa di
dalam perangkat lunak itu tentu menggunakan bahasa Indonesia. "Nama Lontara
memang sangat melekat dengan masyarakat Bugis- Makassar. Memang, salah satu
tujuan distribusi operating system ini dapat mengusung unsur kebudayaan
Sulawesi Selatan. BlankOn Lontara sama halnya dengan operating system lain
seperti Windows dan MacOS. BlankOn Lontara juga digunakan untuk mendukung
kegiatan komputasi pribadi. Operating system ini bersifat free open source
alias tidak memungut biaya untuk dimanfaatkan serta siapa saja bisa
mengembangkankannya karena source code-nya tidak dirahasiakan.
Gambaran Umum
• Menggunakan
basis Ubuntu 8.04 dengan ribuan perangkat lunak yang tersedia pada repositori
dalam jaringan.
• Linux
kernel 2.6.24, GNOME 2.22, GIMP, Inkscape, Gnucash dan masih banyak lagi.
• Antarmuka
pengguna yang menggunakan Bahasa Indonesia.
• Dukungan
multimedia yang lebih baik, Anda dapat langsung memutar mp3 dan DVD sesaat
selesai menginstal BlankOn 3.0.
• Tema
dan tampilan grafis yang khas Indonesia.
Versi Standar
• OpenOffice.org
2.4
• Perambah
web Firefox 3
• Program
surat elektronik Evolution
Versi Minimalis
• Abiword
dan Gnumeric untuk aplikasi perkantoran
• Peramban
web Epiphany
• Program
surat elektronik Thunderbird
• Program
peramban Wikipedia tanpa jaringan Daluang (tahap ujicoba).
Kebutuhan perangkat keras
Untuk instalasi Standar dibutuhkan RAM minimal
sebesar 256 MB dan untuk minimalis 128 MB. Semakin besar RAM yang tersedia,
semakin cepat proses instalasi.
BlankOn 4.0
Nama kode : Meuligoe Dirilis 15 November 2008
BlankOn 4.0 Meuligoe yang menggunakan kata Meuligoe
sebagai nama kodenya, dibuat dengan menggunakan Ubuntu Intrepid Ibex (8.10)
sebagai basis utamanya.
Kata Meuligoe (cara baca: meu-ligo) berdasarkan
kutipan resmi Kamus Bahasa Aceh merupakan tempat kediaman, atau bangunan
tambahan yang terdapat pada bangunan utama, yang biasanya terdapat di bagian
paling depan dari sebuah bangunan (teras) tanpa dinding dengan tiang pilar yang
banyak, yang fungsi utamanya untuk memuliakan tamu yang berkunjung, dan juga
bisa digunakan sebagai tempat bertukar pikiran (Sumber: Bukhari Daud dan Mark
Curie). Meuligoe kadang juga bisa diartikan sebagai istana. Namun ada juga yang
mengistilahkan Meuligoe sebagai pendopo. Dari sumber yang bisa dipercaya
mengatakan Meuligoe itu memiliki arti mahligai, dipakai sebagai sebutan untuk
Istana Aceh (Meuligoe Aceh), yang sebelumnya disebut Darut Donya.
BlankOn 4.0 Meuligoe memiliki dua varian untuk dapat
menjangkau pengguna komputer dari tipe mutakhir hingga para pengguna komputer
lama yang memiliki keterbatasan. Varian-varian tersebut diberi nama Standar dan
Minimalis. BlankOn 4.0 Meuligoe memiliki dua alternatif instalasi yaitu Live CD
dan alternate (instalasi dalam mode teks).
Fitur BlankOn 4.0
Umum :
• Menggunakan
basis Ubuntu 8.10 dengan ribuan perangkat lunak yang tersedia pada repositori
dalam jaringan.
• Linux
kernel 2.6.27, GNOME 2.24, GIMP, Inkscape, Gnucash dan masih banyak lagi.
• Antarmuka
pengguna yang menggunakan Bahasa Indonesia.
• Dukungan
multimedia yang lebih baik, Anda dapat langsung memutar mp3 dan DVD sesaat
selesai menginstal BlankOn 4.0.
• Tema
dan tampilan grafis yang khas Indonesia.
• Menggunakan
memori swap virtual dengan modul kernel compcache yang memungkinkan LiveCD
berjalan mulus walau RAM terbatas
Versi Standar
• OpenOffice.org
2.4
• Peramban
web Firefox 3
• Program
surat elektronik Evolution
Versi Minimalis
• Abiword
dan Gnumeric untuk aplikasi perkantoran
• Peramban
web Epiphany
• Program
surat elektronik Thunderbird
• Program
peramban Wikipedia tanpa jaringan Daluang (tahap ujicoba).
BlankOn 5.0
Nama kode : Nanggar - Dirilis 16 Juni 2009
Beberapa
fitur khas baru yang dibawa oleh Nanggar di antaranya adalah Desktop Berkonteks
yang dikembangkan oleh Tim Pengembang BlankOn, yang mampu mengganti tema serta
gambar latar desktop sesuai jam komputer atau kondisi cuaca yang sedang berlaku
saat itu.
Fitur khas lain pada BlankOn Nanggar adalah edisi
terkini proyek Aksara Nusantara yang memersembahkan kemampuan menulis dan
menayangkan teks dalam aksara Batak Toba.
Fitur BlankOn Nanggar:
• Desktop
Berkonteks + GNOME 2.26
• Program
Perkantoran: OpenOffice 3.0.1, GNUCash
• GIMP
2.6.6
• Inkscape
0.46
• Peramban
Web Firefox 3.0
• Kernel
2.6.28
Fitur BlankOn Nanggar Minimalis:
• Desktop
LXDE 0.3.2.1
• Program
Perkantoran: AbiWord 2.6.6, GNUmeric 1.8.4, GNUCash 2.2.6
• GIMP
2.6.6
• Inkscape
0.46
• Peramban
Web Epiphany 2.26
• Kernel
2.6.28
BlankOn 6.0
(Ombilin)
Secara resmi
Tim Pengembang BlankOn menerbitkan BlankOn 6.0. Ada beberapa hal yang baru di
Beta, yaitu :
- Mendukung arsitektur BlankOn Ombilin amd64
- Tema Baru (ombilin-theme)
- Repository BlankOn Ombilin menggunakan main
restricted extras extras-restricted
Untuk Rilis Kandidat Ombilin setelah Rilis Beta
Ombilin, target Tim pengembang adalah :
- Meningkatkan kadar terjemahan Indonesia
- Memperbaiki beberapa masalah yang masih terjadi
Penutup
Jika perangkat lunak bebas (free software) fokus
pada advokasi dengan mengedepankan empat kebebasan sebagai isu moral utama,
maka Open Source Software fokus kepada metodologinya. Baik free software maupun
open source software (keduanya disingkat FOSS), pada intinya memberikan
kebebasan terhadap akses kode sumber. Ide dasar di balik open source adalah
orang dapat menggunakan, memodifikasi, mengadaptasi, dan memperbaiki. Prasyarat
utamanya adalah kebebasan akses terhadap kode sumber perangkat lunak. Definisi
open source tertuang dalam OSD (Open Source Definition), yang minimal memiliki
kriteria sebagai berikut:
- Free
Redistribution.
- Source
Code.
- Derived
Works.
- Integrity
of the Authors Source Code.
- No
Discrimination Against Persons or Groups.
- No
Discrimination Against Fields of Endeavor.
-
Distribution of License.
-
License Must Not Be Specific to a Product.
-
License Must Not Contaminate Other Software.
-
License Must Be Technology-Neutral.
Saran
MEMAKAI OS BAJAKAN SAMA DENGAN MENCURI. MENGAJARI
ANAK SEKOLAH DENGAN APLIKASI BAJAKAN MEMBUAT KITA KEHILANGAN HARGA DIRI. MARI
MEMBANGGAKAN OS BUATAN ANAK NEGRI INI DENGAN TIDAK MEMAKAI OS BAJAKAN
Posting Komentar