Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur penulis hatur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat-nya
sehingga ini dapat terwujud. Untuk itu penulis sampaikan rasa terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah memberi.
Harapan penulis,
makalah ini dapat memberi tuntunan konseptual yang praktis bagi mereka, baik
praktisi maupun mahasiswa dalam memahami basis data. Penulis menyadari, isi
maupun cara penyampaian makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para membaca
sehingga penulis bisa mengembangangkan buku ini menjadi lebih baik.
,
desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Basis Data
B. Komponen Dasar Basis Data
C. Istilah-Istilah Basis Data
D. Database Management System (DBMS)
E. Database Independence
F. Model Basis Data
G. Bahasa Query Formal dan Komersial
H. Perancangan Basis Data
I. Teknik Normalisasi
BAB III.
KESIMPULAN
BAB IV. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Basis data adalah
kumpulan informasi yang disimpan didalam komputer secara sistematik sehingga
dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi
dari database tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah dan
mengambil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data.
Pemrosesan basis data
sebagai perangkat andalan sangat diperlukan oleh berbagai institusi dan
perusahaan. Dalam pengembangan sistem informasi diperlukan basis data sebagai
media penyimpanan data. Kehadiran basis data dapat meningkatkan Daya saing
perusahaan tersebut. Basis data dapat mempercepat upaya pelayanan kepada
pelanggan, menghasilkan informasi dengan cepat dan tepat sehingga membantu
pengambilan keputusan untuk segera memutuskan suatu masalah berdasarkan
informasi yang ada. Banyak aplikasi yang dibuat dengan berlandaskan pada basis
data antara lain semua transaksi perbankan, aplikasi pemesanan dan penjadwalan
penerbangan, proses regristasi dan pencatatan data mahasiswa pada perguruan
tinggi, aplikasi pemrosesan penjualan, pembelian dan pencatatan data barang
pada perusahaan dagang, pencatatan data pegawai beerta akrifitasnya termasuk
operasi penggajian pada suatu perusahaan, dan sebagainya. Beberapa informasi
pada perusahaan retail seperti jumlah penjualan, mencari jumlah stok penjualan,
mencari jumlah stok yang tersedia, barang apa yang paling lakudijual pada bulan
ini, dan berapa laba bersih perusahaan dapat diketahui dengan mudah dengan
basis data. Pada perpustakaan, adanya aplikasi pencarian data buku berdasarkan
judul, pengarang atau kriteria lain dapat mudah dilakukan dengan basis data.
Pencarian data peminjam yang terlambat mengembalikan juga mudah dilakukan
sehingga bisa dibuat aplikasi pembuatan surat berdasarkan informasi yang
tersedia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Basis Data
Banyak sekali definisi
tentang basis data yang diberikan oleh para pakar di bidang ini. Basis data
atau juga disebut database, terdiri dari dua penggalan kata yaitu data dan
base, yang artinya berbasiskan pada data, tetapi secara konseptual, database
diartikan sebuah koleksi atau kumpulan data-data yang saling berhubungan
(relation), disusun menurut aturan tertentu secara logis, sehingga menghasilkan
informasi. Selain itu, untuk mengelola dan memanggil query basis data agar
dapat disajikan dalam berbagai bentuk yang diinginkan dibutuhkan perangkat
lunak yang disebut Sistem Manajemen Basis Data atau juga disebut Database
Management System (DBMS). Penggabungan Database Management System (DBMS) dengan
Basis Data akan membentuk satu kesatuan yang disebut Sistem Basis Data. Sistem
Basis Data adalah suatu sistem penyusunan dan pengelolaan record-record dengan
menggunakan komputer, dengan tujuan untuk menyimpan atau merekam serta
memelihara data operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu
menyediakan informasi yang diperlukan pemakai untuk kepentingan proses
pengambilan keputusan.
B. Komponen Dasar Basis Data
Dalam membuat basis
data harus memiliki komponen dasar. Agar terciptanya basis data maka hal yang
diperhatikan adalah tersedianya:
a. Data: representasi fakta dunia nyata yang
mewakili suatu objek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, symbol, teks,
gambar, bunyi atau kombinasinya.
b. Hardware: terdiri dari semua peralatan
perangkat keras komputer yang digunakan untuk mengelola sistem basis data berupa:
peralatan penyimpanan (disk, drum, tape), peralatan input dan output, atau
peralatan komunikasi.
c. Software: sebagai perantara antara pemakai
dengan data fisik pada basis data, dapat berupa: Database Management System
(DBMS) atau program- program aplikasi dan prosedur-prosedur.
d. User (Pemakai): terbagi menjadi 4
klasifikasi, yaitu:
1. System Engineer: tenaga ahli yang
bertanggung jawab atas pemasangan sistem basis data, dan juga mengadakan
peningkatan dan melaporkan kesalahan dari sistem tersebut kepada pihak penjual.
2. Administrator Basis Data: tenaga ahli yang
mempunyai tugas untuk mengontrol sistem basis data secara keseluruhan,
meramalkan kebutuhan akan sistem basis data, merencanakannya dan mengaturnya.
3. Programmer: membuat program aplikasi yang
diperlukan oleh pemakai akhir dengan menggunakan data yang terdapat dalam
sistem basis data.
Pemakai Akhir: tenaga
ahli yang menggunakan data untuk mengambil keputusan yang diperlukan untuk
kelangsungan usaha.
C. Istilah-Istilah Basis Data
Dalam penyusunan basis
data ada beberapa istilah yang akan sering digunakan. Oleh karena itu, kita
sebagai obyek yang mempelajari lebih jauh lagi tentang ilmu pengetahuan basis
data sepatutnya mengenal:
a. Enterprise: suatu bentuk organisasi seperti:
bank, universitas, rumah sakit, pabrik, dsb. Data yang disimpan dalam basis
data merupakan data operasional dari suatu enterprise. Contoh data operasional:
data keuangan, data mahasiswa, data pasien, data karyawan.
b. Entitas: suatu obyek yang dapat dibedakan
dari lainnya yang dapat diwujudkan dalam basis data. Contoh entitas dalam
lingkungan bank terdiri dari: nasabah, simpanan, hipotik. Contoh entitas dalam
lingkungan universitas terdiri dari : mahasiswa, mata kuliah. Kumpulan dari
entitas disebut Himpunan Entitas. Contoh: semua nasabah, semua mahasiswa.
c. Atribut (Elemen Data): karakteristik dari
suatu entitas. Contoh: entitas mahasiswa atributnya terdiri dari npm, nama,
alamat, tanggal lahir. d. Nilai Data (Data Value): isi data/informasi yang
tercakup dalam setiap elemen data. Contoh atribut nama mahasiswa dapat berisi
nilai data: Dani, Dewi, Diaz.
d. Kunci Elemen Data (Key Data Element): tanda
pengenal yang secara unik mengidentifikasikan entitas dari suatu kumpulan
entitas. Contoh entitas mahasiswa yang mempunyai atribut- atribut npm, nama,
alamat, tanggal lahir menggunakan kunci elemen data npm.
e. Record Data: kumpulan isi elemen data yang
saling berhubungan. Contoh: kumpulan atribut npm, nama, alamat, tanggal lahir
dari entitas mahasiswa berisikan : "4109073", "Dani",
"Jl. Jend. Sudirman No. 4 Makassar", "4 April 1983".
D. Database Management System (DBMS)
Seperti yang telah
dikemukakan di awal, pada bagian ini kita akan mengulas lebih spesifik lagi
mengenai Sistem Manajemen Basis Data atau populernya disebut Database
Management System atau disingkat DBMS. Yang mana adalah perangkat lunak yang
berfungsi untuk mengelola database, mulai dari membuat database itu sendiri
sampai dengan proses-proses yang berlaku dalam database tersebut, baik berupa
entry, edit, hapus, query terhadap data, membuat laporan dan lain sebagainya
secara efektif dan efisien. Salah satu jenis DBMS yang sangat terkenal saat ini
adalah Relational DBMS (RDBMS), yang merepresentasikan data dalam bentuk tabel-tabel
yang saling berhubungan. Sebuah tabel disusun dalam bentuk baris (record) dan
kolom (field). Banyak sekali berkembang perangkat lunak RDBMS ini, misalnya
MySQL, Oracle, Sybase, dBase, MS. SQL, Microsoft Access (MS. Access) dan
lain-lain. Ada 3 kelompok perintah yang digunakan dalam mengelola dan
mengorganisasikan data dalam RDBMS, yaitu :
a. Data Definition Language: merupakan
perintah-perintah yang digunakan oleh seorang Database Administrator untuk
mendefinisikan struktur dari database, baik membuat tabel baru, menentukan
struktur penyimpanan tabel, model relasi antar tabel, validasi data, dan lain
sebagainya.
b. Data Manipulation Language (DML):
perintah-perintah yang digunakan untuk memanipulasi dan mengambil data pada
suatu database. Manipulasi yang dapat dilakukan terhadap data adalah :
Penambahan data
Penyisipan data
Penghapusan data
Pengubahan data
c. Data Control Language: bagian ini berkenaan
dengan cara mengendalikan data, seperti siapa saja yang bisa melihat isi data,
bagaimana data bisa digunakan oleh banyak user, dan lain-lain. Lebih mengarah
ke segi sekuritas data. Misalnya dalam dunia pendidikan atau lingkungan
akademis pada umumnya, sering anda menjumpai pertanyaan- pertanyaan seperti
berikut :
4. Berapa jumlah mahasiswa yang mengambil mata
kuliah Database Management?
5. Berapa mahasiswa yang aktif pada semester
ini?
6. Berapa jumlah mahasiswa yang berjenis
kelamin laki- laki dan yang berjenis kelamin perempuan?
7. Tolong cetakkan Kartu Hasil Studi mahasiswa
dengan nama Dani!
Jawaban dari
pertanyaan- pertanyaan diatas dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, bila
dalam pengelolaan sistem informasi akademik telah menggunakan sistem database.
Tapi akan sangat membosankan memakan waktu yang lama jika masih dikelola secara
manual. Ini merupakan contoh kecil yang dihadapi dalam dunia akademis, tentu
hal ini juga akan dihadapi dalam bidang kerja yang lain dengan format dan model
yang lain pula. Jika kita bandingkan pengelolaan data dengan menggunakan database
dan dengan cara manual, maka kita akan mendapatkan suatu perbedaan yang sangat
banyak antara lain:
Database Manual
a. Duplikasi data dapat diminimalkan
b. Integritas data tinggi
c. Independensi data
d. Konsistensi data tinggi
e. Dapat berbagi (sharing) data
f. Tingkat keamanan tinggi
g. Mudahnya mendapatkan data
h. Duplikasi data
i. Terbatasnya berbagi data
j. Ketidak konsistennya data
k. Kurangnya integritas data
Kesulitan dalam
mendapatkan informasi
E. Arsitektur Basis Data
Sebuah basis data
memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya,
penjelasan ini disebut skema. Arsitektur sistem basis data memberikan kerangka
kerja bagi pembangunan basis data. Menurut ANSI/SPARC, arsitektur basis data
terbagi atas tiga level yaitu :
a. Internal/Physical Level: level terendah
untuk merepresentasikan basis data, berhubungan dengan bagaimana data disimpan
secara fisik (physical storage). Record disimpan dalam media penyimpanan dalam
format byte. Didefinisikan sebagai sebuah Skema Internal.
b. External/View Level: level user,
berhubungan dengan bagaimana data di representasikan dari sisi setiap user.
Yang dimaksud dengan user adalah programmer, end user atau DBA. Setiap user
mempunyai ‘bahasa’ yang sesuai dengan kebutuhannya.
Programmer menggunakan bahasa bahasa
pemrograman seperti C, COBOL, atau PL/I
End User menggunakan bahasa query atau
menggunakan fasilitas yang tersedia pada program aplikasi. Pada level eksternal
ini, user dibatasi pada kemampuan perangkat keras dan perangkat lunak yang
digunakan aplikasi basis data. Didefinisikan sebagai sebuah Skema Eksternal.
Conceptual/Logical Level: sebuah representasi seluruh muatan informasi yang
dikandung oleh basis data yang menghubungkan antara level internal & level
external. Tidak seperti level eksternal, maka pada level conceptual,
keberadaannya tidak memperhitungkan kekurangan perangkat keras maupun perangkat
lunak pembangun aplikasi basis data. Didefinisikan sebagai sebuah Skema Konseptual.
F. Database Independence
Dalam kebebasan data,
aplikasi disekat dari bagaimana data disimpan dan distrukturkan. Kebebasan data
adalah salah satu keuntungan utama dari penggunaan DBMS. Tujuan utama dari
arsitektur 3 level di atas adalah untuk menyediakan data independence, dimana
level di atasnya tidak berpengaruh oleh perubahan untuk level di bawahnya. Ada
2 jenis data independence:
a. Logical Data Independence (kebebasan data
secara logika): perlindungan dari perubahan struktur logika suatu data. Logical
data independence menunjuk kepada kekebalan dari skema eksternal untuk
perubahan- perubahan dalam skema konseptual. Perubahan skema konseptual,
seperti: memungkinkan penambahan atau penghapusan entiti, atribut atau
relationship tanpa harus mengganti skema eksternal atau harus menulis kembali
program aplikasi yang sudah ada.
Physical Data
Independence (kebebasan data secara fisik): perlindungan dari perubahan
struktur fisik suatu data. Physical data independence menunjuk kepada kekebalan
dari skema konseptual untuk perubahan-perubahan dalam skema internal. Perubahan
skema internal, seperti: penggunaan organisasi file atau struktur penyimpanan
yang berbeda, penggunaan media penyimpanan yang berbeda, perubahan algoritma
indeks atau hashing tanpa harus mengganti/merubah konseptual atau skema
eksternal.
G. Model Basis Data
Model data adalah
kumpulan konsep yang terintegrasi yang menggambarkan data, hubungan antara data
dan batasan-batasan data dalam suatu organisasi. Fungsi dari sebuah model data
untuk merepresentasikan data sehingga data tersebut mudah dipahami. Untuk
menggambarkan data pada tingkat eksternal dan konseptual digunakan model data
berbasis objek atau model data berbasis record.
a. Model Data Berbasis Objek menggunakan
konsep entitas, atribut dan hubungan antar entitas. Beberapa jenis model data
berbasis objek yang umum adalah :
Entity-Relationship
Semantic
Functional
Object-Oriented
b. Model Data Berbasis Record, basis data
terdiri dari sejumlah record dalam bentuk yang tetap yang dapat dibedakan dari
bentuknya. Ada 3 macam jenis model data berbasis record yaitu :
Model Data Relasional (Relational),
merupakan model data yang paling populer saat ini. Menggunakan model berupa
tabel berdimensi dua yang disebut relasi atau tabel. Memakai kunci tamu
(foreign key) sebagai penghubung dengan tabel lain.
Model Data Hierarkhi (Hierarchical),
dikenal pula sebagai model pohon.
Model Data Jaringan
(Network), disebut jjuga model CODASYL. Setiap anak bisa memiliki llebih dari
satu orangtua.
H. Bahasa Query Formal dan Komersial
Bahasa query yaitu
pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Dan bahasa query ini adalah
bahasa pada model data relasional yang terbagi menjadi 2:
a. Bahasa Query Formal : bahasa query yang
diterjemahkan dengan menggunakan simbol-simbol matematis terdiri dari :
1. Prosedural, yaitu pemakai memberi
spesifikasi data apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara mendapatkannya. Contoh:
Aljabar Relasional, yaitu dimana query diekspresikan dengan cara menerapkan
operator tertentu terhadap suatu tabel/relasi.
2. Non Prosedural, yaitu pemakai
menspesifikasikan data apa yang dibutuhkan tanpa menspesifikasikan bagaimana
untuk mendapatkannya. Contohnya Kalkulus Relasional, dimana query menjelaskan
set tuple yang diinginkan dengan cara menjelaskan predikat tuple yang
diharapkan. Kalkulus Relasional ini terbagi 2:
a. Kalkulus Relasional Tupel
b. Kalkulus Relasional Domain
b. Bahasa Query Komersial: bahasa query yang
dirancang sendiri oleh programmer menjadi suatu program aplikasi agar pemakai
lebih mudah menggunakannya (user friendly). Contoh :
QUEL:
berbasis pada bahasa kalkulus relasional
QBE: berbasis pada bahasa kalkulus relasional
SQL
: berbasis pada bahasa kalkulus relasional dan aljabar relasional
I. Perancangan Basis Data
Perancangan basis data
adalah proses pembuatan (develop) stuktur database sesuai dengan data yang
dibutuhkan oleh user. Dalam perancangan basis data tentu sangat dibutuhkan
model data seperti apa yang diinginkan, dan hal itu sudah dibahas pada bagian
sebelumnya. Selanjutnya mengambil langkah-langkah dalam perancangan basis data,
yaitu:
a. Mendefinisikan kebutuhan (Requirements
definition) tujuannya: untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan data yang
dibutuhkan oleh user dalam sebuah organisasi. Penjabarannya adalah:
1. Mendefinisikan Kebutuhan Data
Pengumpulan Informasi
Domain Constraint
Refrensial Integrity
Other Business Rules
2. Menentukan Ruang Lingkup
Pemilihan Metodologi
Mengidentifikasi User Views
Model Data Struktur
Model Database Contraint
a. Rancangan konseptual (Conceptual design)
tujuannya: untuk membuat sebuah model data konseptual (atau arsitektur
iinformasi) yang akan mendukung perbedaan kebutuhan iinformasi dari beberapa
user dalam sebuah organisasi.
b. Rancangan implementasi (Implementation
design) tujuannya: untuk memetakan model data logis (logical data model) ke
dalam sebuah skema yang dapat diproses oleh DBMS tertentu melalui transformasi
ER-D ke Relasi.
c. Rancangan fisik (Physical design). Pada
tahap terakhir ini, logical database structured (normalized relation, trees,
network dll) dipetakan menjadi physical storage structure seperti file dan
tabel. Rancangannya seperti:
Model detail oleh Database Specialists
Diagram Entity-Relationship
Normalisasi
Spesifikasi hardware/ software
Langkah perbaikan
(Stepwise refinement). Keseluruhan proses perancangan pada perancangan database
harus dipandang sebagai satu langkah perbaikan, di mana perancangan pada setiap
tahapan diperbaiki secara progresif melalui perulangan (iteration). Langkah
perbaikan harus dilakukan pada bagian akhir setiap tahapan sebelum melangkah ke
tahapan berikutnya.
J. Teknik Normalisasi
Pengertian normalisasi
ada beberapa yang berpendapat:
a. Istilah Normalisasi berasal dari E. F.Codd,
salah seorang perintis teknologi basis data. Selain dipakai sebagai metodologi
tersendiri untuk menciptakan struktur tabel 9 relasi dalam basis data (dengan
tujuan untuk mengurangi kemubadziran data), normalisasi terkadang hanya dipakai
sebagai perangkat verifikasi terhadap tabel-tabel yang dihasilkan oleh
metodologi lain ( misalnya E-R). Normalisasi memberikan panduan yang sangat
membantu bagi pengembang untuk mencegah penciptaan struktur tabel yang kurang fleksibel
atau mengurangi kefleksibelan.
b. Kroenke mendefinisikan normalisasi sebagai
proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua
buah relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah tersebut. Masalah yang
dimaksud oleh Kroenke ini sering disebut dengan istilah anomali.
c. Normalisasi merupakan sebuah teknik dalam
logikal desain sebuah basis data/ database, teknik pengelompokan atribut dari
suatu relasi sehingga membentuk struktur relasi yang baik (tanpa redudansi).
d. Normalisasi adalah suatu proses
memperbaiki/membangun dengan model data relasional, dan secara umum lebih tepat
dikoneksikan dengan model data logika. Proses normalisasi adalah proses
pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan
relasinya. Pada proses normalisasi dilakukan pengujian pada beberapa kondisi
apakah ada kesulitan pada saat menambah/ menyisipkan, menghapus, mengubah dan
mengakses pada suatu basis data. Bila terdapat kesulitan pada pengujian
tersebut maka perlu dipecahkan relasi pada beberapa tabel lagi atau dengan kata
lain perancangan basis data belum optimal.
Tujuan dari normalisasi
itu sendiri adalah:
a. Untuk menghilangkan kerangkapan data
b. Mengurangi kompleksitas
c. Untuk mempermudah pemodifikasian data.
Tahapan normalisasi
dapat diurai sebagai berikut:
a. Bentuk Tidak Normal: menghilangkan
perulangan group.
a. Bentuk Normal Pertama (1NF): menghilangkan
ketergantungan sebagian. Bentuk Normal Kesatu mempunyai ciri yaitu setiap data
dibentuk dalam file flat, data dibentuk dalam satu record demi satu record dan
nilai dari field berupa “atomic value ”. Tidak ada set atribut yang
berulang-ulang atau atribut bernilai ganda (multi value). Tiap field hanya satu
pengertian, bukan merupakan kumpulan data yang mempunyai arti mendua. Hanya
satu arti saja dan juga bukanlah pecahan kata sehingga artinya lain.
b. Bentuk Normal Kedua (2NF): menghilangkan
ketergantungan transitif. Bentuk Normal Kedua mempunyai syarat yaitu bentuk
data telah memenuhi kriteria bentuk Normal Kesatu. Atribut bukan kunci haruslah
bergantung secara fungsi pada kunci utama, sehingga untuk membentuk normal
kedua haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field harus unik dan
dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.
c. Bentuk Normal Ketiga (3NF): menghilangkan
anomali-anomali hasil dari ketergantungan fungsional. Untuk menjadi bentuk
Normal Ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk Normal Kedua dan semua atribut
bukan primer tidak punya hubungan yang transitif. Artinya setiap atribut bukan
kunci harus bergantung hanya pada kunci primer secara menyeluruh.
d. Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF):
menghilangkan ketergantungan multivalue. Boyce-Codd Normal Form mempunyai
paksaan yang lebih kuat dari bentuk Normal Ketiga. Untuk menjadi BNCF, relasi
harus dalam bentuk Normal Kesatu dan setiap atribut dipaksa bergantung pada
fungsi pada atribut super key.
e. Bentuk Normal Keempat (4NF): menghilangkan
anomali-anomali yang tersisa.
f. Bentuk Normal Kelima: pengujian untuk memastikan
kebenaran isi tabel dan hubungan antara tabel tersebut.
BAB
III
KESIMPULAN
1. Basis data atau juga disebut database
artinya berbasiskan pada data, tetapi secara konseptual, database diartikan
sebuah koleksi atau kumpulan data-data yang saling berhubungan (relation),
disusun menurut aturan tertentu secara logis, sehingga menghasilkan informasi.
Untuk mengelola dan memanggil query basis data agar dapat disajikan dalam
berbagai bentuk yang diinginkan dibutuhkan perangkat lunak yang disebut Sistem
Manajemen Basis Data atau juga disebut Database Management System (DBMS).
Penggabungan Database Management System (DBMS) dengan Basis Data akan membentuk
satu kesatuan yang disebut Sistem Basis Data.
2. Komponen dasar dalam pembuatan basis data
dengan adanya data, hardware, software, dan user. Istilah- istilah dalam basis
data juga seyogyanya kita tahu, yaitu: enterprise, entitas, atribut, nilai
data, kunci elemen data, record data.
3. Menurut ANSI/SPARC, arsitektur basis data
terbagi atas tiga level yaitu: Internal/ Physical Level, External/View Level,
Conceptual/Logical Level. Tujuan utama dari arsitektur 3 level tersebut adalah
untuk menyediakan data independence yang terbagi dua: Logical Data Independence
(kebebasan data secara logika) dan Physical Data Independence (kebebasan data
secara fisik). Untuk menggambarkan data pada tingkat eksternal dan konseptual
digunakan model data berbasis objek atau model data berbasis record. Bahasa
query formal dan komersial adalah bahasa pada model data relasional, yang mana
model data relasional merupakan salah satu dari model data berbasis record.
Agar terciptanya basis data, maka butuh proses pembuatan. Langkah-langkah yang
dapat diambil dalam perancangan basis data sebagai berikut: mendefinisikan
kebutuhan data, rancangan konseptual, rancangan implementasi, rancangan fisik,
langkah perbaikan. Suatu teknik untuk mengorganisasikan data ke dalam
tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu ogranisasi disebut
normalisasi. Tujuan normalisasi: untuk menghilang kerangkapan data, untuk
mengurangi kompleksitas, untuk mempermudah pemodifikasian data. Sedangkan
Tahapan normalisasi: bentuk tidak normal, bentuk normal pertama (1NF), bentuk
normal kedua (2NF), bentuk normal ketiga (3NF), bentuk normal boyce-codd
(BCNF), bentuk normal keempat (4NF), bentuk normal kelima.
BAB
IV
PENUTUP
Demikian yang dapat
kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
…….
Posting Komentar